Sabtu, 19 Januari 2013

MUSTIKA TAWON LANCENG PUTIH


Berbentuk bulat setengah telur, pada bagian atas berbentuk kubah, berukuran panjang 10,2 mm, lebar 10,1 mm, dan tinggi 5 mm, batu ini berwarna bening tidak tembus cahaya,  mustika tawon lanceng putih memiliki bentuk segi enam sebagai bentuk geometrik, ditemukan dari dalam rumah sarang tawon yang berubah menjadi batu, dan apabila di lihat dari kondisinya hampir serupa dan mirip dengan sebuah tawon madu yang di keluarkan oleh sang lebah untuk melindungi telurnya. 

Batu mustika ini berasal dari kelenjar liur tawon putih yang berinteraksi dengan tanaman yang menitihkan semacam getah setetes demi setes yang lama-kelamaan getah tersebut membatu dan oleh terbenam kedalam lapisan rumah sarang tawon putih. Media yangdiambil melalui proses penarikkan ghaib Dan memiliki kekuatan secara alami.

Mustika adalah sebuah benda yang sudah terbentuk dengan sendirinya dialam sudah jadi. Terbentuk secara alami bukan dibentuk manusia atau dibentuk isi gaibnya dan mustika tergolong memiliki nilai tersendiri karena memiliki daya yang menjadi simpul energi yang sarat dengan muatan kekuatan gaib, Kekuatan energi ghaib pada benda mustika tidak hanya untuk pemiliknya saja, kekuatan tuah dari benda mustika ini dapat berpengaruh oleh orang lain tergantung oleh niatnya. 

Kekuatan gaib di dalam benda mustika tersebut dan tuah yang berasal didalamnya akan sesuai dengan sifat dari masing-masing batunya.  Kegaiban dari sebuah benda mustika sebagai suatu pegangan yang dapat bermanfaat untuk berbagai keperluan khusus dan juga dapat disugestikan untuk membantu dalam hal lain, di dalam dunia supranatural energi tuah dari berbagai benda yang bernuansa gaib dapat dirubah atau ditambahkan fungsinya, hal tersebut tergantung kemampuan seseorang yang dapat mengsugestilan kemampuan akan benda tersebut.

Menurut cerita yang bersangkut paut dengan mustika tawon lanceng putih, adalah seorang sosok yang bernama  antareja. Antareja adalah cucu dari sang hyang antaboga, alias bapak yakni werkudoro alias bima dan beribu arimbi. dalam perang baratayudha yang kedua terjadi, anantaraja tidak mengikuti peperangan, pandawa dan kurawa percaya bahwa salah satu pihak akan menang jika ada yng mengadakan pengorbanan jiwa yang di sebut tawur dan anantaja mengajukan dirinya untuk di korbankan alias menjadi korban tawur demi kejayaan pandawa dan karena tak ada senjata yang sanggup membunuh dirinya maka dia menjilat telapak kakinya sendiri dan tewas lah dia.

Sisi lain kematian anantaraja di kisahkan bahwa kematian anantaja akibat tipu daya sri kresna dalam lakon kresna gugah.kresna mengetahui bahwa lawan tanding anantaraja adalah baladewa kakaknya sendiri, terbanglah kresna dengan menyamar sebagai lanceng/lebah putih ke suralaya untuk mengetahui persiapan dewa dalam menetapkan perang baratayudha,dan lanceng tadi menumpahkan tinta sehingga penetapan kedua senapati menjadi tidak jelas.mahsud kresna di cerita ini adalah bahwa dia tahu kakaknya baladewa akan musnah di tangan anantaraja jika duel di baratayudha.

Sebagai Sarana :

Untuk mengobati penyakit segala macam penyakit, menjadi pusat perhatian setiap orang yang memandang, memiliki aura daya pesona dan kharisma, membawa hokki dan keberuntungan dalam kehidupan, memudahankan  dalam segala hal, selalu diberi kecukupan dalam hal rezeki, sebagai sarana pelaris usaha, menarik pemberi serta mempercepat untuk penjualan, tanah, rumah, gedung,membawa hokki dan keberuntungan dalam kehidupan,  dll. ( Di Maharkan )

1 komentar: